Hangatnya Kopi Gayo
Friday, November 23, 2012
Add Comment
Sahabat Petualang - Kota Takengon adalah persinggahan terakhir tim 7Wonders
dalam mengeksplorasi 7 tempat penghasil kopi di Pulau Sumatera.
Sepanjang perjalanan ini sudah ada 6 tempat yang kami kunjungi yaitu
Liwa (Lampung), Lahat, Pagar Alam, Empat Lawang, Curup –Kepahiang,
Mandailing Natal dan sekarang giliran Takengon.
Kami berangkat dari Langsa ketika jam
menunjukkan pukul 7 pagi. Banyak agenda yang kami rencanakan makanya
perjalanan harus dirancang seefektif mungkin. Supaya tak banyak waktu
yang terbuang. Mengingat jarak antara Langsa - Takengon sendiri juga
cukup jauh sekitar 334,6 km.
Perjalanan cukup lancar selain lalu
lintas tak terlalu padat kondisi jalan raya juga cukup bagus. Sekitar
pukul 11 siang kami sudah sampai di Bireuen. Kota yang dulu kerap jadi
ajang pertempuran antara GAM dengan aparat keamanan Indonesia. Suasana
kota Bireuen dulu jelas jauh berbeda dengan sekarang. Suasananya aman
dan damai. Kami pun memutuskan untuk makan siang di sini, mengingat rute
dari Bireuen ke Takengon akan sedikit merepotkan jika harus mencari
warung makan.
Rute Bireuen – Takengon lebih banyak
melewati perbukitan yang jauh dari pemukiman. Di daerah Cot Panglima
pemandangannya cukup indah. Meskipun proyek pengerjaan jalan masih belum
selesai. Jalan ini mengikis sebagian bukit dan dibuat lebih lebar. Ini
penting karena di beberapa bagian terjadi kelongsoran.
Menjelang masuk Takengon, komunitas jip
dari Gayo sudah menunggu. Mereka siap mengawal 3 Terios mencicipi trek
bukit Oregon. Trek light off-road dengan pemandangan yang indah.
Kemampuan Terios lagi-lagi diuji di sini. Kenyamanan dan juga
ketangguhan kaki-kaki Terios terbukti andal. Melewati trek tanah berbatu
dengan beragam kontur tak ada kendala berarti.
Sampai di ujung terakhir trek Oregon
kami menyempatkan berhenti sejenak. Selain menikmati indahnya
pemandangan kota Takengon dan Danau Laut Tawar, bersama dengn penyuka
4x4 menyeruput secangkir kopi panas sungguh pengalaman yang tak bisa
dilupakan. Lewat secangkir kopi inilah meskipun baru saja bertemu
pertemanan dengan komunitas jip di Gayo terasa lebih hangat.
Laboratorium Kopi
Kami memasuki kota Takengon dengan
berkonvoi bersamaan saat azan maghrib berkumandang. Bambang, salah satu
penggemar 4x4 dari Takengon yang ternyata juga pengusaha kopi Gayo,
mengajak mampir ke gudang dan laboratorium kopi miliknya. Usaha yang
dijalankan secara kekeluargaan dan berlangsung secara turun menurun ini
ternyata berkembang pesat.
Kopi Gayo sendiri merupakan kopi jenis
Arabica dengan citarasa yang khas. Hebatnya lagi kopi yang diproduksi
Bambang sudah merambah ke Eropa Timur dan juga Amerika. Selain kopi Gayo
Blendeed ada juga kopi dari Luwak liar yang sekarang mulai ramai
digemari banyak orang.
Cara menikmati kopi luwak ternyata
butuh trik khusus agar lebih nikmat. Air yang digunakan harus
benar-benar mendidih. Dibutuhkan alat yang bernama ekspresso (berguna
untuk menyaring kopi sekaligus menurunkan kadar keasamannya) sehingga
kopi tak terasa tajam di perut ketika diminum.
Kami tutup agenda hari ini menikmati
makan malam dengan menu ikan asam pedas khas Takengon… Ikannya sendiri
diambil dari Danau Laut Tawar di belakang penginapan kami.
Pokoknya Mantaap!
Masih ada beberapa tempat yang akan
kami kunjungi di Takengon, mengingat hari sudah malam kami putuskan
untuk melanjutkannya besok pagi saja… Kami istirahat dulu yaaa….Ngantuk
nih!
danau laut tawar |
..blog ini lagi ikutan lomba terios 7 wonders dari daihatsu..
..doain ngakak beloger yah supaya bisa jadi pemenangnya..
referensi : http://www.daihatsu.co.id/terios7wonders/news
0 Response to "Hangatnya Kopi Gayo"
Post a Comment